Friday, March 03, 2006

ketika pikiran kita mulai lesu, capek dapat dipastikan liburan adalah obat mujarab yang kita butuhkan. bgtu juga aq pas liburan kmaren yang dapet sebuah pencerahan dari liburan kmren.
jangan menilai buku dari covernya, adalah pencerahan pertamaku. ini sebenarnya pernah diutarakan kepadaku beberapa bulan lalu oleh seorang kawan yang mencoba mengenalkan pemikirannya bahwa banyak hal tertutupi oleh "cover". liburan kmaren salah satu tmenq yang "cover"nya dulu aq gk begitu aq suka karna berbagai hal tak kusangka telah bermetamorfosis menjadi seorang yang kmaren ngajarin aq banyak hal. meski covernya masih tetap ato minimal sedikit berubah ternyata tak menunjukkan isinya yang bertambah berpuluh (ato mungkin beratus)halaman. aq kaget and ples kagum. tak kukira ternyata banyak hal yang tertutupi oleh covernya dan aq yakin aq blm menyikap semua isinya...
toex kawan2 di SMG makasih tuk sambutan dan "pencerahannya"

liburan kmaren bibiku nasehatin aq "sa'wene ora masuk angin kudanan pisan, kowe wajib kerja keras!!" beliau ngingetin aq klo aq msh pny kesempatan dan kekuatan untuk sekedar nyicil sangu kanggo tuwo lan wong tuwo.
JEROOO.....
"lek, suwun sanget"

preman

liburan kemaren aq ngobrol banyak sama serang kawan yang akhirnya terbesit "biar tampang preman tapi hati ikhwan". yup, aq tahu melihat siapa aq sekarang terlalu lancang ko aq seorang ikhwan dan apa yang kami besitkan lebih tepat sebagai "impian", tapi bukankah impian bukan angan?, impian adalah tujuan, kawan!! so apa salahnya klo aq bermimpi menjadi ikhwan yang preman? ato minimal preman yang ikhwan daripada preman yang preman.
sebenarnya aq juga bingung kenapa preman slalu berkonotasi buruk? tampangnyakah? pakaiannya? penampilannya? namanyakah?